Posts

Showing posts from March, 2008

Bermain Peran Penting Bagi Pertumbuhan Potensi Anak

Assalamualaikum w.w. Artikel ini bagi saya sangat penting dan bermanfaat sekali, khususnya buat orang tua yang butuh bekal dan informasi tentang pendidikan anak. Semoga juga bermanfaat buat Bapak/Ibu dan saudaraku sekalian. Wass.w.w. Abu Shahia Bermain Peran Penting Bagi Pertumbuhan Potensi Anak Jakarta-RoL--  Bermain peran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi pertumbuhan anak karena dapat mengembangkan beragam potensi yang terdapat dalam diri sang anak, kata pakar pendidikan Prof Dr.Arief Rachman. "Bermain peran adalah hal yang penting bagi seorang anak karena dapat mengembangkan potensi spiritual, emosional, intelektual, sosial, dan juga fisiknya," kata Arief dalam diskusi tentang "Bermain Peran di Masa Kanak-kanak" di Jakarta, Jumat. Bermain peran adalah bentuk permainan di mana seorang anak dapat menjadi apa saja yang memiliki seperangkat perilaku tertentu yang unik, seperti guru, dokter, dan juga orang tua.  Arief

SABAR: KUNCI KECERDASAN EMOSIONAL

Assalamualaikum w.w. Untuk konsumsi pribadi, agak 'sensitif' klo dikirimkan ke milis :-) wass.w.w. KH. Jalaluddin Rakhmat Manusia mempunyai dua dimensi kepribadian. Pertama , yang disebut dengan al-bu'dul malakuti atau dimensi kemalaikatan yang berasal dari alam malakut. Ada satu bagian dalam diri kita yang membawa kita ke arah kesucian, yang mendekatkan diri kita kepada Allah. Dimensi ini mendorong kita untuk berbuat baik, mem-buat kita tersentuh oleh penderitaan orang lain, dan mengajak kita untuk membantu mereka yang memerlukan bantuan. Dengan kata lain, dimensi ini adalah sisi kebaikan yang ada dalam diri manusia. Dimensi kedua , adalah dimensi kebinatangan atau al-bu'dul bahimi . Dimensi inilah yang mendorong manusia untuk berbuat buruk, membuat hati kita keras ketika melihat penderitaan orang lain, dan menimbulkan rasa iri kepada orang lain yang lebih beruntung. Dimensi ini juga menggerak-kan kita untuk marah dan dendam kepada sesama manusia. Inilah sisi buru

REKAYASA RIYA

Kh. Jalaludin Rakhmat Kita seringkali terpesona oleh penampakkan-penampakkan lahiriah yang ditangkap oleh mata kita. Begitu pula jika kita ingin mempengaruhi orang lain, kita selalu merekayasa penampilan atau penampakkan lahiriah kita. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah upaya manusia untuk mengatur penampakkan lahiriahnya supaya dinilai orang lain bahwa ia adalah orang alim atau orang saleh yang dekat kepada Allah swt. Meskipun hal itu masalah hati nurani, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi orang yang Riya. Ciri orang Riya adalah ia punya dua wajah; wajah publik dan wajah privat. Wajah publik adalah penampilan yang ia tampakkan di hadapan umum sedangkan wajah privat adalah penampilan yang ia tampakkan di lingkungan yang terbatas. Bila ia salat di depan orang banyak (di hadapan publik), salatnya amat rajin sementara ketika ia salat sendirian (di lingkungan privat), salatnya menjadi malas. Contoh lain adalah seseorang yang selalu melakukan salat sunat di masjid t

KEBER-AGAMA-AN SEJATI

Kh. Jalaluddin Rakhmat Dalam Kitab Matsnawi, Jalaluddin Rumi bercerita: Dahulu, ada seorang muadzin bersuara jelek di sebuah negeri kafir. Ia memanggil orang untuk shalat. Banyak orang memberi nasihat kepadanya: "Janganlah kamu memanggil orang untuk shalat. Kita tinggal di negeri yang mayoritas bukan beragama Islam. Bukan tidak mungkin suara kamu akan menyebabkan terjadinya kerusuhan dan pertengkaran antara kita dengan orang-orang kafir." Tetapi muadzin itu menolak nasihat banyak orang. Ia merasa bahagia dengan melantunkan adzannya yang tidak bagus itu di negeri orang kafir. Ia merasa mendapat kehormatan untuk memanggil shalat di satu negeri di mana orang tak pernah shalat. Sementara orang-orang Islam mengkuatirkan dampak adzan dia yang kurang baik, seorang kafir datang kepada mereka suatu pagi. Dia membawa jubah, lilin, dan manis-manisan. Orang kafir itu mendatangi jemaah kaum muslimin dengan sikap yang bersahabat. Berulang-ulang dia bertanya, "Katakan kepadaku di mana

Malaikat Kematian telah menunggu

Malaikat kematian, saudaraku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudaraku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan, dan syaitan selalu meniup-niupkan pesan ke telingamu, seperti  "ajalmu masih jauh, buktinya kau masih sehat dan segar bugar", atau "kematian hanya akan menjemputmu setelah kau sudah siap, selama engkau belum siap, ia tidak akan datang karena Allah Maha Pemurah", dan sebagainya...banyak sekali tipuan syaitan yang akan kau dengar, tapi lihatlah bukti nyata, betapa banyak manusia yang menemui kematian tanpa diduga? kecelakaan, mati mendadak, dan berbagai fakta lainnya, sudah lebih dari cukup untuk membuka mata kita. Maka dari itu...mari muhasabah..mari istighfar ..mari bertaubat saudaraku..detik ini juga, sebelum terlambat.

Tanpa Nabi Muhammad Dunia Tidak Tercipta?

Kamis, 27 Mar 08 09:14 WIB Kirim teman Assalamu 'alaikum, Saya selalu ikut pengajian ustadz tiap malam Kamis, ada sebuah pertanyaan yang belum sempat ustadz jawab kemarin. Ada seorang kiyai dalam pidato sambutan maulid nabi menyampaikan sebuah ungkapan yang dibilang sebuah hadits nabi. Kira-kira bunyinya begini: Laulaaka ya Muhammad, ma khalktul falak Seandainya bukan karenamu ya Muhammad, Aku tidak ciptakan falak. Saya agak ragu dengan apa yang disampaikannya sebagai hadits nabi. karena itu saya ingin jawaban dari ustadz, benarkah lafadz itu benar-benar hadits nabi, kalau benar, apakah shahih, hasan atau dhaif. Begitu dulu ustadz, semoga bisa segera dapat jawabannya. Wassalam H M Sani Napis sani_beong@yahoo.co.id Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Lafadz itu memang seringkali kita dengar, terutama kalau pas lagi musim maulid seperti ini. Banyak kiyai, ustadz, tuan guru, ajengan dan penceramah yang mengutip lafadz itu. Dan tidak jarang deng